Senin, 06 Januari 2014

EVALUASI KURIKULUM


A.    Pengertian Evaluasi
Menurut Wand dan Brown (1997) “Evaluation refer to the act or process to determining the value of something” yang berarti Evaluasi merupakan kegiatan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu hal. Menurut Guba dan Lincoln mendefinisikan evaluasi itu merupakan sebuah proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan.
Karakteristik Evalusai:
1.    Evaluasi merupakan seuatu proses. Artinya dalam pelaksanaan Evaluasi mestinya terdiri dari berbagai macam tindakan yang harus dilakukan. Dengan demikian evaluasi bukanlah hasil atau produk, akan tetapi rangkaian kegiatan.
2.    Evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai atau arti. Artinya berdasarkan hasil pertimbangan evaluasi apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak.
Dalam kurikulum, evaluasi dimaksudkan sebagai suatu proses mempertimbangkan untuk memberi nilai dan arti terhadap suatu kurikulum tertentu.
B.     Tujuan Evaluasi Kurikulum
Diadakannya evaluasi di dalam proses pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk keperluan :
1.      Perbaikan Program
Dalam konteks tujuan ini, peranan evaluasi lebih bersifat konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum yang sedang dikembangkan. Disini evaluasi lebih merupakan kebutuhan yang datang dari dalam sistem itu sendiri karena evaluasi itu dipandang sebagai faktor yang memungkinkan dicapainya hasil pengembangan yang optimal dari sistem yang bersangkutan.
2.      Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak
Selama dan terutama pada akhir fase pengembangan kurikulum, perlu adanya semacam pertanggungjawaban dari pihak pengembang kurikulum kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang dimaksud mencakup baik pihak yang mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum tersebut maupun pihak yang akan menjadi konsumen dari kurikulum yang telah dikembangkan. Dengan kata lain, pihak-pihak tersebut mencakup pemerintah, masyarakat, orang tua, petugas-petugas pendidikan, dan pihak-pihak lainnya yang ikut mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum yangh bersangkutan. Bagi pihak pengembang kurikulum, tujuan yang kedua ini tidak dipandang sebagai suatu kebutuhan dari dalam melainkan lebih merupakan suatu ‘keharusan’ dari luar. Sekalipun demikian hal ini tidak bisa kita hindari karena persoalan ini mencakup pertanggungjawaban sosial, ekonomi dan moral, yang sudah merupakan suatu konsekuensi logis dalam kegiatan pembaharuan pendidikan. Dalam mempertanggung jawabkan hasil yang telah dicapainya, pihak pengembang kurikulum perlu mengemukakan kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang sedang dikembangkan serta usaha lebih lanjut yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan, jika ada, yang masih terdapat. Untuk menghasilkan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan tersebut di atas itulah diperlukan kegiatan evaluasi.
3.      Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan : Pertama, apakah kurikulum baru tersebut akan atau tidak akan disebar luaskan ke dalam sistem yang ada ? Kedua, dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan disebar luaskan ke dalam sistem yang ada ? Ditinjau dari proses pengembangan kurikulum yang sudah berjalan, pertanyaan pertama dipandang tidak tepat untuk diajukan pada akhir fase pengembangan. Pertanyaan tersebut hanya mempunyai dua kemungkinan jawaban ya atau tidak. Secara teoritis dapat saja terjadi bahwa jawaban yang diberikan itu adalah tidak. Bila hal ini terjadi, kita akan dihadapkan pada situasi yang tidak menguntungkan – biaya, tenaga dan waktu yang telah dikerahkan selama ini ternyata terbuang dengan percuma; peserta didik yang telah menggunakan kurikulum baru tersebut selama fase pengembangan telah terlanjur dirugikan; sekolah-sekolah dimana proses pengembangan itu berlangsung harus kembali menyesuaikan diri lagi kepada cara lama; dan lambat laun akan timbul sikap skeptis di kalangan orang tua dan masyarakat terhadap pembaharuan pendidikan dalam bentuk apapun. Pertanyaan kedua dipandang lebih tepat untuk diajukan pada akhir fase pengembangan kurikulum. Pertanyaan tersebut mengimplikasikan sekurang-kurangnya tiga anak pertanyaan – aspek-aspek mana dari kurikulum tersebut yang masih perlu diperbaiki ataupun disesuaikan, strategi penyebaran yang bagaimana yang sebaiknya ditempuh, dan persyaratan-persyaratan apa yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu di dalam sistem yang ada. Pertanyaan-pertanyaan ini dirasakan lebih bersifat konstruktif dan lebih dapat diterima ditinjau dari segi sosial, ekonomi, moral maupun teknis. Untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam menjawab pertanyaan yang kedua itulah diperlukan kegiatan evaluasi.

C.    Fungsi Evaluasi kurikulum
Disamping tujuan yang telah dipaparkan diatas, evaluasi kurikulum juga mempunyai fungsi-fungsi yang dapat membantu guru dan siswa  serta tenaga-tenaga kependidikan untuk dapat menentukan efektivitas kinerjanya selama ini. Ada beberapa fungsi untuk evaluasi menurut Hamalik Oemar, (2001), yaitu:
1.      Fungsi Eduktif : Evaluasi adalah suatu subsistem dalam sistem pendidikan yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keseluruhan system dan/atau salah satu subsistem pendidikan. Bahkan dengan evaluasi dapat diungkapkan hal-hal yang tersembunyi dalam proses pendidikan.
2.      Fungsi Institusional : Evaluasi berfungsi mengumpulkan informasi akurat tentang input dan output pembelajaran di samping poroses pembelajaran itu sendiri
3.      Fungsi Diagnostik : Dengan evaluasi dapat diketahui kesulitan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh siswa dalam proses/kegiatan belajarnya.
4.      Fungsi Administratif : Menyediakan data tentang kemajuan belajar siswa, yang pada gilirannya berguna untuk memberikan sertifikasi (tanda kelulusan) dan untuk melanjutkan studi lebih lanjut dan atau untuk kenaikan kelas.
5.      Fungsi Kurikuler : Berfungsi menyediakan data dan informasi yang akurat dan berdaya guna bagi pengembangan kurikulum (perencanaan, uji coba di lapangan,, implementasi, dan revisi.
6.      Fungsi Manajemen : Komponen evaluasi merupakan bagian integral dalam system manajemen, hasil evaluasi berdaya guna sebagai bahan bagi pimpinan untuk membuat keputusan manajemen pada semua jenjang menajemen.
D.    Strategi Evaluasi Kurikulum
Strategi evaluasi dikembangkan berdasarkan asumsi-asumsi berikut :
1.    Mutu program bergantung pada mutu keputusan yang dibuat
2.    Mutu keputusan bergantung pada kemampuan manajer untuk mengindentifikasi berbagai alternatif yang terdapat dalam berbagai situasi keputusan, melalui berbagai pertimbangan seksama
3.    Dalam pembuatan keputusa yang seksama, dibutuhkan informasi yang tepat dan dapat dipercaya.
4.    Pengadaan informasi tersebut memerlukan alat yang sistematis
5.    Proses pengadaan informasi bagi pembuatan keputusan erat hubungannya dengan konsep evaluasi yang digunakan.
Kerangka pengertian yang berpijak pada berbagai asumsi di atas secara jelas memandang evaluasi sebagai analisis dalam upaya perbaikan program, bukan sebagai kritik terhadap program. Secara lebih tegas, evaluasi bertujuan untuk menyediakan informasi bagi pembuat keputusan.
Dari asumsi-asumsi yang telah dipaparkan diatas, terdapat empat jenis strategi evaluasi, yaitu (Hamalik Oemar, 2007) :
1.    Strategi pertama terdiri atas penentuan lingkungan tempat terjadinya perubahan, terdapat berbagai kebutuhan yang tidak atau belum terpenuhi, dan juga berbagai masalah yang mendasari timbulnya kebutuhan serta kesempatan untuk terjadinya perubahan.
2.    Strategi kedua terdiri atas pengenalan dan penilaian terhadap berbagai kemampuan (capabilities) yang relevan. Strategi ini sangat besar gunanya dalam pencapaian tujuan program dan desain yang berguna untuk mencapai tujuan-tujuan khusus.
3.    Strategi ketiga terdiri atas pendekatan dan prediksi hambatan yang mungkin terjadi dalam desain prosedural atau implementasi sepanjang tahap pelaksanaan program.
4.    Strategi keempat terdiri atas penentuan keefektifan proyek yang telah dilaksanakan, melalui pengukuran dan penafsiran hasil-hasil yang telah dicapai sehingga seorang evaluator dapat memilih strategi yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar